Kenapa beli Siskiu D7
Dengan beberapa pertimbangan,
-
Kebutuhan. Pada dasarnya saya butuh sepeda yang tangguh di segala medan.
-
Budget. Dengan harga kisaran Rp. 16.000.000, D7 saya anggap yang paling best buy di antara yang lain.
-
Model. Saya ga ngerti geometri, saya pilih D7 karena modelnya paling saya suka (dibanding merk lain).
-
Layanan purna jual. Untuk merk Polygon bisa service di Rodalink, dan apabila harus di jual, saya rasa ga susah jualnya.
Harga, varian & spesifikasi
Harga resmi waktu itu Rp. 15.400.000, dikarenakan saat itu sepeda sedang booming, harga bisa naik sampai Rp. 17.000.000.
Saya pernah mencoba cari di OLX, saya tanya si penjual kok bisa dapat sepeda nya, dia jawab “saya bayar lebih ke karyawan toko nya.”
Cuma ada 1 varian warna, warna biru telur asin. Btw, ini adalah warna yg ga banget buat saya.
Saya beli D7 dengan ukuran M dengan roda 27.5 itupun karena saat itu hanya ada ukuran itu, tidak ada ukuran lain.
Berikut tabel spesifikasi nya:
| Komponen | Merk | Tipe |
|---|---|---|
| Fork | Rockhox | Recon Silver 120mm |
| Rear Shock | Rockshox | Deluxe Select+ |
| Ban | Schwalbe | Nobby Nic Non Snake Skin |
| Brakeset | Shimano | Shimano MT201 |
| Groupset | Shimano | Deore M5100 Series 1x11 Speed |
| Dropper Post | Tranzline X | Non series |
Spesifikasi lengkap Siskiu D7 2021
Pertama kali digunakan
Saya ngerasa handlebar nya kepanjangan bikin kagok. Untuk suspensinya nyaman, terutama rear shock nya. Untuk fork bawaan, angin nya harus di keluarkan sedikit biar lebih pulen (pas dengan berat badan).
Untuk shifting, enak banget, shifting nya smooth ga ada masalah, luar biasa si Deore M5100 ini. Dropper post memudahkan saya menaklukan segala medan, keluhannya hanya lever nya yang agak keras.
Overall, pake siskiu D7 merupakan pengalaman baru yang cukup wah, mengingat saya cukup lama menggunakan hardtail dengan spesifikasi biasa.
Keluhan
Beberapa keluhan saya,
-
Saya ga dapat flat pedal, malah dapat pedal model jaman “baheula”. Pas saya tanya langsung ke Polygon emang dapatnya random, dan benar setelah saya cek di website nya, ternyata emang random.
-
Kelengkapan penjualan. Harusnya dapat pompa fork, karena fork & rear shock nya sudah angin. Dan harus dapat mini tools juga buat bongkar thru axle
-
Warna. Saya lebih suka warna Siskiu D7 sebelumnya yang berwarna krem. Tapi ga ada pilihan lain, cuma biru telur asin ini
-
Stok. Tanya Rodalink katanya harus inden, daftarlah saya kasih nomor handphone sama karyawan Rodalink. Emang ga di kasih tahu kapan, tapi saya di telepon lagi 3 bulan setelah saya membeli sepeda ini.
-
Kabel yang kepanjangan. Semua kabel nya (shifter, dropper post, rem) terasa kepanjangan sehingga kokpit keliatan semrawut.
-
Sprocket Deore bermasalah, sering goyang, kudu sering-sering dikencengin. Solusinya adalah dengan mengganti kunci sprocket non Deore, saya beli sekitar 25 ribuan ga ada merknya.
Kesimpulan
Kalau anda memang suka sepedahan dan lebih suka di jalur XC tapi bisa maen di track sepeda, sepeda ini cocok sekali.
Tapi kalau anda suka maen extreme, kayanya nabung lagi beli Thrill Richochet seri 160 atau beli Siskiu T7.
Setelah 7 bulan pemakaian
Post di atas merupakan awal mula lecet-lecet dan masalah muncul di D7 saya. Lumpur di terabas sehingga ngumpul di fork, crank dan frame mengakibatkan rantai lepas, muncul suara aneh di crank, lecet-lecet, anting RD kendor, dll
Yang perlu diperhatikan apabila main lumpur seperti itu, adalah santai saja. Mau tidak mau, bersihkan dulu lumpur dari sepeda, baru dorong kayuh lagi. Dan jangan lupa, habis maen lumpur begini harus langsung dibersihkan dan di maintenance
Saat ini kendala saya hanya di Sprocket yang goyang, sudah saya kencangkan tapi tetap longgar lagi. Post ini akan saya update terus biar semua tahu bagaimana cara saya memperbaiki sepeda saya.